tiba tiba saya MUAK dan entah mengapa saya terlihat seperti seorang "spartan, dengan raut wajah yang pucat yang memerah, memperjuangkan rasa yang telah terkubur dalam dalam
bisik bisik itu berlarian dengan mudah masuk dan keluar dari telingan kanan kiri saya.
mencoba menelisik dan memahami gelisah yang menjadi resah .
menunggu kau di susunan batu batu di taman itu
setan setan kecil menertawakan seorang pria dungu yang menggenggam erat sebuah elegi yang tampak mati.
suara burung gagak menunggu aku menjadi bangkai, dan bakteri bakteri itu menjelma menjadi iblis yang siap memakanku "ujar asap rokoku. sejenak melihat 2 tangan menggenggam menjadi satu dan raut wajah tampak manja dalam kepalsuan.
aku sedikit bertanya pada cahaya yang tampak dari lilin penjual roko yang diam dan terkapar lemah.
mengapa perjuangan kadang berat dan terasa melelahkan? ,
dia menjawab : yang lelah bukan seberapa berat perjuanganmu, tapi ambisimu dalam ego yang bERLEBIHAN dan semua akan sirna dan kembali menjadi INDAH pada waktu yang tuhan percayakan pada kita
bersemilah seperti bunga di taman . walau mekar dalam satu musim dan berulangkali layu tapi dia tampak indah"
inspirasi tulisan ini saya dapatkan dari lagu erwin gutawa - gelap kan sirna
wima angkasa agung putra
16/01/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar