menuju detik waktu menggelitik
begitu membara api yang menyala
membakar sisa semangat yang menghangat
menopang kaki di atas bangkai babi yang membusuk tertusuk
kau belah kedua bola mata
menjadi kabur pandangan menatap tangis di setiap kamis
surut air yang meninggi di kanal ,
tersisa busuk dari sampah yang tertampak
terlihat binal dua sejoli merajut asmara
bercinta karna harta yang membuat buta
jengah dalam malam datang , menunggu fajar
marah menjadi gila, menunggu ribuan kelamin masuk hina tak berdaya
bercumbu mengikuti alunan nada yang masuk dan keluar
hingga kau mati dan menjadi nama kelam tentang malam
kupu kupu malam menarilah
kupu kupu malam terbanglah
kupu kupu malam hangatkanlah
wima angkasa agung putra
28 02 20 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar