Sabtu, 18 Februari 2012

Ketika mereka Menutup Mata, Hati dan Telinga

saya ada satu cerita yang mungkin menarik dan mungkin bisa membuat anda berpikir tentang betapa
ketidak adilan yang masih sering di rasakan oleh para , kaum bawah / warga miskin.


dahulu ada 2 orang sahabat
mereka adalah dika dan hasan pelajar yang mengambil ilmu hukum di salah satu kejuruan tinggi di ibu kota  , mereka berdua dahulu sangat dekat saking dekatnya mereka berdua sudah seperti seorang sahabat ,
tetapi pemikiran mereka berdua sangat berbeda

dika adalah anak dari keluarga kaya dan anak dari salah seorang pejabat di kota tersebut ,
sedangkan hasan dia hanya anak dari keluarga miskin yang sangat beruntung karena kepandaiannya dia mendapatkan beberapa kali beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang perkuliahan

suatu ketika setelah mereka lulus mereka berjanji kelak akan bertemu kembali
untuk sekedar berbincang bincang dan minum kopi di warung
di tempat favorit mereka dulu biasa menghabiskan waktu di saat jam kuliah sedang kosong.

setelah lulus dika melanjutkan untuk bergabung di dalam sebuah partai besar
dimana sang ayah menduduki sebagai ketua di partai tersebut,

sedangkan hasan dia menjadi seorang pengacara dan bergabung dalam lsm
yang bertujuan untuk menghapuskan ketidak adilan dalam rakyat kecil.

hampir 4 tahun mereka berdua tidak pernah bertatap muka ,
bahkan mereka mungkin telah lupa janjinya untuk berkumpul bersama kembali seperti dulu,

suatu ketika dika dan partainya ingin mendirikan cabang untuk memperluasan wilayah partai tersebut,
dika di haruskan mengambil alih lahan sengketa yang di duduki oleh beberapa kepala keluarga miskin,
dika mengirimkan surat kepada salah seorang kepala desa di wilayah tersebut untuk mengungsikan warganya secepatnya, dengan di berikan imbalan yang tak sebanding dengan apa yang mereka harus terima.
akhirnya sang kepala desa tersebut mengadu kepada lsm tempat dimana hasan bekerja ,
lsm tersebut berusaha mengupayakan mengadakan kesepakatan kepada partai untuk bernegosiasi secara adil dengan berkali kali mengirimkan surat, tetapi tak ada balasan satupun yang di jawab sampai akhirnya hasan dan teman temannya berinisiatip untuk mendatangi partaitempat dika bekerja.

hari berikutnya hasanpun berkunjung dengan beberapa orang untuk mengadakan unjuk rasa yang bertujuan agar mereka menghentikan rencana mereka untuk menggusur rakyat yang tinggaldi wilayah itu.
tetapi mereka tak mendapat respon berarti dari apa yang dilakukannya hari itu ,
akhirnya hasan dan teman temanyapun kembali tanpa mendapatkan apa yang mereka inginkan.

2 bulan telah berlalu dan akhirnya waktupun mempertemukan dika dan hasan di kampung tersebut kampung dimana mereka berdua menaruh harapan dan tujuan mereka tersendiri,

akhirnya kasus itu berlanjut di pengadilan dan di menangkan oleh dika karena dia telah membayar sang hakim dan jaksa untuk dapat memenangkan pihak dika dan partainya.

setelah selesai dika meminta maaf ke pada hasan , tapi hasan tak memperdulikannya karena menurutnya dika dan partainya adalah monster yang sewaktu waktu dapat memakan siapa saja yang lemah
hasan dan kawan kawanya tak mampu berbuat banyak , tetapi dia telah berusaha dengan keras dan gigih untuk memperjuangkan keadilan yang ada, dan ternyata hukum dan keadilan itu masih dapat di beli

tapi hasan tak pernah letih atau takut menghadapi penguasa bahkan walaupun yang di hadapinya adalah mantan sahabatnya yang dulu menghabiskan waktu bersama sama denganya.



# REVOLUSI ANTAH BERANTAH

revolusi antah berantah membuat muntah mengeluarkan nanah
membuat muak membeludak seperti budak dalam geladak
memberontak , mengelupas kerak kerak tanpa jejak
menggerutu, menjadi bisu terdengar ambigu

bongkar , hancurkan , ratakan "saut saut menyaut


tembok adat hilang menjadi pusat lalulalang
hijau nuansa kota tampak rata menjadi satu atap menara
gubuk gubuk tergilas di hancurkan dengan bringas
terukir abadi menjadi nama kalam tentang malam




wima angkasa agung putra


#  ketika uang berbicara, seolah semua tertutup . 
ketika uang berbicara seakan kita tak punya nurani
yang miskin di injak, yang sakit di biarkan mati
dan ketika kita di butakan oleh materi seolah mata hati dan telinga tertutup

wima angkasa agung putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar