Jumat, 13 April 2012

luka

aku berpancar makin pudar
pada satu penyeselaian yang tak berujung
di antara ribuan bintang yang bersinar
satu hilang, rindu datang

lekas kembali di tempat yang sama
pada pristiwa yang lama terpendam
dua hati menjadi satu di antara batu batu yang kotor
menentang siang  , merajai malam

teringkar nyata di antara dusta
saat hina merenggut tahta dalam stupa
terendap di antara lumpur yang menghisap
sampai tenggelam dan masuk menyelam

dari kerut kerut waktu yang mengejar
damai tampak memancar di antara rimbunan pakis yang mengikis
memindai perlahan wajah tampak rupawan
salah bertumpu berpacu melawan waktu

menggenggam perlahan dia ucap cinta dengan pelan
di sudut sofa terbaring tanpa senyum
menatap lukisan yang tergambar di dinding
mulai merinding bulu tipis yang miris
imaginasi itu nyata
tampak nyata di antara kasta
luka yang menyiksa





wima angkasa agung putra
14 04 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar